Riam Siname (Sumber : Br. Vianney) |
Sungai Mempawah merupakan sungai yang cukup
besar di Kalimantan Barat, sungai ini terbentuk dari begitu banyak anak sungai
yang berada di daerah Kabupaten Landak. Beberapa anak sungai mempunyai mata air
di daerah resapan atau di wilayah pegunungan yang tidak terlalu tinggi seperti
gunung Tiang dan gunung Bawang. Anak sungai ini berkumpul menjadi sebuah sungai
yang cukup besar dan disebut dengan sungai Mempawah dengan muaranya di ibu kota
kabupaten Pontianak yaitu kota Mempawah.
Pada perjalanan akhir tahun bersama saudara se
komunitas di sebuah kampung yang bernama kampung Tunang di kecamatan Karangan
Kabupaten Landak. Saya mencoba untuk menelusuri beberapa anak sungai yang
membentuk sungai Mempawah. Dengan kondisi perkampungan yang sudah mulai
terkontaminasi gaya kota, saya mencoba untuk mencari informasi tentang
anak-anak sungai yang membentuk sungai Mempawah kepada beberapa penduduk.
Sebenarnya tidak hanya anak sungai tetapi juga tentang kehidupan mereka yang
mulai terkontaminasi gaya hidup orang kota, walaupun sebenarnya wajar sekali
karena kampung Tunang dilalui jalan utama dari Pontianak menuju kabupaten
Bengkayang. Yang mau tidak mau perlahan namun pasti membuat kehidupan pedesaan
berubah menjadi kota.
Walapun tata cara kehidupan sudah mulai
bergaya kota, tetapi ada beberapa hal yang menarik saya untuk berefleksi
melalui daerah ini tentang alam dan lingkungan yang pelan namun pasti kalau
tidak dijaga akan menuju ke arah kerusakan.
Pergi ke Ladang
Pada hari pertama pagi-pagi sehabis hujan yang
mengguyur semalaman, saya di ajak untuk menuju ke ladang. Sebelum sampai ke
ladang yang jaraknya kurang lebih 2 km dari perkampungan. Kami melewati lahan
pertanian semi permanen berupa lahan jagung yang sudah ditata baik. Lahan jagun
ini cukup luas hampir semua bantaran sungai terdapat lahan jagung baik yang
sudah siap panen maupun yang baru tanam. Hebat pikir saya karena lahan jagung
ini tidak putus-putusnya untuk ditanam dan dipanen. Menurut keterangan
rata-rata sekali panen untuk 2 – 3 ton per lahan. Namun saya tidak terlalu
berpikir jauh tentang jagung. Kami terus melanjutkan perjalanan.
Memanjat Pohon Langsat (Sumber : Br.Vianney) |
Setelah melewati ladang jagung kami
menyeberangi hulu sungai Mempawah yang baru selesai banjir. Sebenarnya saya
sangat ragu untuk menyemberangi sungai ini disamping airnya deras juga dalam.
Namun setelah dengan segala pertimbangan yang masak dari saudara yang sudah
pengalaman menyeberangi sungai ini, maka akhirnya saya putuskan ikut
menyeberang dengan berenang. Syukur kepada Tuhan bisa sampai ke seberang
walaupun kaki lecet-lecet terkena batu yang tajam ketika sudah sampai
diseberang.
Setelah menyeberang kami berjalan lagi
melewati tembawang durian atau kebun durian milik penduduk, di sini ada banyak
pohon durian saya hitung yang ada di pinggir sungai kurang lebih 50 pohon
durian dengan rata-rata tingginya 15 meter lebih. Sayang musim durian sudah
lewat sehingga kami hanya melihat daun dan pohon yang tinggi menjulang. Kalau
musim durian tiba biasanya penduduk kampung berkumpul di sini untuk menunggu
durian jatuh
(Sumber : Br. Vianney, MTB)