Wednesday, January 4, 2012

Perjalanan Menelusuri Anak Sungai Mempawah

Riam Siname
(Sumber : Br. Vianney)
Sungai Mempawah merupakan sungai yang cukup besar di Kalimantan Barat, sungai ini terbentuk dari begitu banyak anak sungai yang berada di daerah Kabupaten Landak. Beberapa anak sungai mempunyai mata air di daerah resapan atau di wilayah pegunungan yang tidak terlalu tinggi seperti gunung Tiang dan gunung Bawang. Anak sungai ini berkumpul menjadi sebuah sungai yang cukup besar dan disebut dengan sungai Mempawah dengan muaranya di ibu kota kabupaten Pontianak yaitu kota Mempawah.
Pada perjalanan akhir tahun bersama saudara se komunitas di sebuah kampung yang bernama kampung Tunang di kecamatan Karangan Kabupaten Landak. Saya mencoba untuk menelusuri beberapa anak sungai yang membentuk sungai Mempawah. Dengan kondisi perkampungan yang sudah mulai terkontaminasi gaya kota, saya mencoba untuk mencari informasi tentang anak-anak sungai yang membentuk sungai Mempawah kepada beberapa penduduk. Sebenarnya tidak hanya anak sungai tetapi juga tentang kehidupan mereka yang mulai terkontaminasi gaya hidup orang kota, walaupun sebenarnya wajar sekali karena kampung Tunang dilalui jalan utama dari Pontianak menuju kabupaten Bengkayang. Yang mau tidak mau perlahan namun pasti membuat kehidupan pedesaan berubah menjadi kota.
Walapun tata cara kehidupan sudah mulai bergaya kota, tetapi ada beberapa hal yang menarik saya untuk berefleksi melalui daerah ini tentang alam dan lingkungan yang pelan namun pasti kalau tidak dijaga akan menuju ke arah kerusakan.

Pergi ke Ladang
Memanjat Pohon Langsat
(Sumber : Br.Vianney)
Pada hari pertama pagi-pagi sehabis hujan yang mengguyur semalaman, saya di ajak untuk menuju ke ladang. Sebelum sampai ke ladang yang jaraknya kurang lebih 2 km dari perkampungan. Kami melewati lahan pertanian semi permanen berupa lahan jagung yang sudah ditata baik. Lahan jagun ini cukup luas hampir semua bantaran sungai terdapat lahan jagung baik yang sudah siap panen maupun yang baru tanam. Hebat pikir saya karena lahan jagung ini tidak putus-putusnya untuk ditanam dan dipanen. Menurut keterangan rata-rata sekali panen untuk 2 – 3 ton per lahan. Namun saya tidak terlalu berpikir jauh tentang jagung. Kami terus melanjutkan perjalanan.
Setelah melewati ladang jagung kami menyeberangi hulu sungai Mempawah yang baru selesai banjir. Sebenarnya saya sangat ragu untuk menyemberangi sungai ini disamping airnya deras juga dalam. Namun setelah dengan segala pertimbangan yang masak dari saudara yang sudah pengalaman menyeberangi sungai ini, maka akhirnya saya putuskan ikut menyeberang dengan berenang. Syukur kepada Tuhan bisa sampai ke seberang walaupun kaki lecet-lecet terkena batu yang tajam ketika sudah sampai diseberang.
Setelah menyeberang kami berjalan lagi melewati tembawang durian atau kebun durian milik penduduk, di sini ada banyak pohon durian saya hitung yang ada di pinggir sungai kurang lebih 50 pohon durian dengan rata-rata tingginya 15 meter lebih. Sayang musim durian sudah lewat sehingga kami hanya melihat daun dan pohon yang tinggi menjulang. Kalau musim durian tiba biasanya penduduk kampung berkumpul di sini untuk menunggu durian jatuh
(Sumber : Br. Vianney, MTB)

 
Copyright (c) 2012 Alamku Rumahku - SMA Santo Paulus Pontianak and Powered by Blogger.