Parit yang Sudah Tiada (source : doc pribadi) |
Dulunya, tidak asing
lagi bagi kita mendengar julukan Kota Seribu Parit, dimana julukan tersebut
tersebut merupakan julukan untuk Kota Pontianak. Julukan tersebut ada karena
dulunya kota Pontianak memilki parit yang banyak sebagai drainase aliran air.
Tetapi, julukan tinggal julukan. Dapat dilihat dari keadaan yang ada, sudah
tidak sepadan lagi dengan kenyataan. Bahkan, julukan tersebut telah menjadi
julukan yang kurang menggembirakan karena jlukan tersebut adalah Kota Seribu
Warung Kopi. Adanya julukan tersebut karena parit-parit yang dulunya ada,
sekarang telah banyak ditutup dengan adanya kegiatan pelebaran jalan,
parit-parit tersebut dipergunakan sebagai perdagangan, seperti penjualan
menggunakan gerobak atau pedagang kaki lima. Penutupan parit tersebut,
dikarenakan orang-orang memilki keinginan untuk melakukan kegiatan yang
diinginkan. Hal seperti itu akan sangat merugikan bagi kita sebagai masyarakat
yang menghuni bumi ini.
Keadaan seperti itu, juga dapat disebabkan karena
tidak adanya kesadaran masyarakat untuk berusaha tidak menutup parit-parit yang
telah ada. Akibatnya, pada saat terjadinya kebakaran, orang-orang merasa kewalahan
dalam mencari sumber air terdekat untuk memadamkan api yang membara. Kerugian
penutupan parit tersebut, juga dirasakan pada saat terjadinya hujan lebat,
sehingga terjadinya banjir. Dalam keadaan banjir, kita hanya dapat merenung dan
bingung kapan air akan surut. Seandainya kita memilki kesadaran akan pentingnya
fungsi dari parit yang ada, maka mungkin hal seperti diatas tidak terjadi
dan hal-hal lain yang kita tidak inginkan juga tidak terjadi. Walaupun
terkadang ada juga hal lain yang dapat terjadi.
(Writer : Vina
Andriani, Tim Blogger SMA Santo Paulus Pontianak)