Thursday, November 3, 2011

Parit Hilang, Banjir Pun Bingung


Parit yang Sudah Tiada
(source : doc pribadi)

Dulunya, tidak asing lagi bagi kita mendengar julukan Kota Seribu Parit, dimana julukan tersebut tersebut merupakan julukan untuk Kota Pontianak. Julukan tersebut ada karena dulunya kota Pontianak memilki parit yang banyak sebagai drainase aliran air. Tetapi, julukan tinggal julukan. Dapat dilihat dari keadaan yang ada, sudah tidak sepadan lagi dengan kenyataan. Bahkan, julukan tersebut telah menjadi julukan yang kurang menggembirakan karena jlukan tersebut adalah Kota Seribu Warung Kopi. Adanya julukan tersebut karena parit-parit yang dulunya ada, sekarang telah banyak ditutup dengan adanya kegiatan pelebaran jalan, parit-parit tersebut dipergunakan sebagai perdagangan, seperti penjualan menggunakan gerobak atau pedagang kaki lima. Penutupan parit tersebut, dikarenakan orang-orang memilki keinginan untuk melakukan kegiatan yang diinginkan. Hal seperti itu akan sangat merugikan bagi kita sebagai masyarakat yang menghuni bumi ini.

Keadaan seperti itu, juga dapat disebabkan karena tidak adanya kesadaran masyarakat untuk berusaha tidak menutup parit-parit yang telah ada. Akibatnya, pada saat terjadinya kebakaran, orang-orang merasa kewalahan dalam mencari sumber air terdekat untuk memadamkan api yang membara. Kerugian penutupan parit tersebut, juga dirasakan pada saat terjadinya hujan lebat, sehingga terjadinya banjir. Dalam keadaan banjir, kita hanya dapat merenung dan bingung kapan air akan surut. Seandainya kita memilki kesadaran akan pentingnya fungsi dari parit yang ada, maka mungkin hal seperti diatas  tidak terjadi dan hal-hal lain yang kita tidak inginkan juga tidak terjadi. Walaupun terkadang ada juga hal lain yang dapat terjadi.

(Writer : Vina Andriani, Tim Blogger SMA Santo Paulus Pontianak)
 
Copyright (c) 2012 Alamku Rumahku - SMA Santo Paulus Pontianak and Powered by Blogger.