Monday, November 21, 2011

Selamatkan Orangutan Kalimantan

Protect My House!
(Source : orangutan.org)
Belakangan ini semua mata sedang tertuju kepada masalah yang terjadi di Kalimantan Tengah. Hal tersebut adalah mengenai pembantai 750 orangutan oleh warga sekitar. Sungguh sangat memprihatinkan karena hal tersebut merupakan kejahatan yang luar biasa.  The Centre for Orangutan Protection (COP) menemukan beberapa wilayah populasi orangutan di Kalimantan menjadi pusat penyiksaan dan pembantaian oleh pihak tertentu. Bahkan, pelakunya diduga melibatkan perusahaan perkebunan dari negara asing. Mungkin menurut mereka orangutan adalah hewan yang menggangu perkebunan kelapa sawit di Kalimantan seperti hama. Dan menurut info-info yang beredar bahwa perusahaan-perusahaan tersebut sengaja memberikan hadiah sebesar Rp 1 Juta atau Rp 500 ribu untuk pihak yang berhasil menghabisi orangutan yang mendekat kelahan mereka.

Do not Kill me!
(Source : images.google.com)
Sejalan dengan isu tersebut, Kementrian Kehutanan melepas 6 orangutan jantan ke habitat aslinya dan Friends of Orangutan sendiri mendukung pelepasliaran 40 orangutan dewasa ke habitat asli mereka, serta membantu menyediakan perawatan untuk kesejahteraan dari 330 orangutan di Pusat Perawatan OFI.  Kita tahu, orangutan adalah hewan yang sekarang dilindungi oleh Undang-Undang 5 Tahun 1990 tentang sumber daya hayati dan ekosistemnya serta digolongkan sebagai Critcally Endangered oleh IUCN. Indonesia adalah rumah bagi 90 persen spesies  Orangutan. Sekitar 50 ribu sampai 60 ribu hewan itu  tinggal di hutan rimba. Namun  akibat pembabatan hutan yang bertujuan untuk dijadikan lahan kelapa sawit ataupun lahan-lahan yang dibuat untuk kepentingan pribadi,  Orangutan berkonflik dengan manusia. Hanya demi kepentingan pihak tertentu rumah bagi orangutan dibabat, bahyangkan seberapa sedihnya orangutan tersebut yang harus meninggalkan habitatnya dan kehilangan teman-teman mereka yang telah dibantai?

 
Copyright (c) 2012 Alamku Rumahku - SMA Santo Paulus Pontianak and Powered by Blogger.